Aimas – Amir Khan Muttaqi Dalam dinamika politik Afghanistan pasca pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada tahun 2021, nama Amir Khan Muttaqi menonjol sebagai salah satu figur paling berpengaruh. Ia bukan komandan militer, melainkan otak diplomasi dan politik luar negeri Taliban yang berperan besar dalam menghubungkan rezim baru Afghanistan dengan dunia luar. Dengan gaya yang tenang namun tegas, Muttaqi dikenal sebagai juru bicara utama Taliban dalam arena diplomasi global, menghadapi tekanan internasional sekaligus mengupayakan legitimasi bagi pemerintahannya.
Latar Belakang dan Awal Kehidupan
Amir Khan Muttaqi lahir di provinsi Paktia, Afghanistan bagian tenggara, yang dikenal sebagai salah satu basis kuat kelompok Taliban. Informasi mengenai tanggal lahir dan masa kecilnya sangat terbatas, sebagaimana kebanyakan tokoh senior Taliban yang menjaga kerahasiaan identitas pribadi mereka selama masa perang.

Baca Juga : Bahlil sebut lelang EPC proyek gas Blok Masela ditargetkan pada 2026
Namun, diketahui bahwa Muttaqi tumbuh di tengah situasi konflik panjang antara Mujahidin dan pasukan Uni Soviet pada 1980-an. Ia kemudian bergabung dengan gerakan Taliban pada pertengahan 1990-an, saat kelompok itu mulai merebut kekuasaan di Afghanistan dan menegakkan pemerintahan berbasis hukum Islam versi mereka.
Muttaqi bukan pejuang di garis depan, melainkan seorang intelektual dan organisator ulung. Ia memiliki kemampuan berbahasa, pengetahuan agama yang luas, serta keahlian dalam komunikasi politik — hal yang kelak membuatnya menonjol di antara tokoh Taliban lainnya.
Karier Politik di Pemerintahan Taliban Pertama (1996–2001)
Ketika Taliban pertama kali berkuasa di Kabul pada tahun 1996, Amir Khan Muttaqi dipercaya memegang jabatan penting di pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Informasi dan Kebudayaan, serta kemudian Menteri Pendidikan.
Dalam jabatan itu, Muttaqi dikenal sebagai figur administratif yang disiplin dan ideologis, namun juga cukup terbuka dalam berurusan dengan organisasi kemanusiaan dan lembaga asing yang diizinkan beroperasi di Afghanistan pada waktu itu.
Pemerintah Taliban kala itu mendapat kecaman luas karena kebijakan ekstrem terhadap perempuan dan kebebasan publik. Namun, Muttaqi disebut-sebut sebagai salah satu pejabat yang mendorong adanya dialog terbatas dengan dunia internasional, meski tetap dalam kerangka ideologi Taliban yang ketat.
Setelah kejatuhan rezim Taliban pada akhir 2001 akibat invasi Amerika Serikat, Muttaqi termasuk di antara tokoh yang tidak ditangkap maupun dibunuh, melainkan melanjutkan perjuangan politiknya secara diam-diam bersama jaringan Taliban yang beroperasi dari wilayah perbatasan Pakistan.
Peran di Era Perlawanan (2002–2021)
Selama dua dekade pendudukan pasukan asing di Afghanistan, Amir Khan Muttaqi berperan penting sebagai anggota Dewan Kepemimpinan Taliban (Rahbari Shura), terutama dalam bidang media, politik, dan diplomasi.
Ia terlibat dalam penyusunan strategi propaganda dan komunikasi Taliban, serta membangun jaringan politik dengan berbagai pihak di luar negeri — termasuk pejabat Pakistan, Qatar, dan beberapa negara Teluk.
Ketika Taliban mulai menjajaki negosiasi damai dengan Amerika Serikat pada akhir 2010-an, Muttaqi menjadi anggota kunci tim politik Taliban yang bermarkas di Doha, Qatar. Ia dikenal sebagai figur yang mampu bernegosiasi dengan sikap diplomatis tanpa meninggalkan prinsip dasar kelompoknya.
Dalam setiap pertemuan dengan pihak asing, Muttaqi kerap menekankan dua hal:
-
Kedaulatan Afghanistan tanpa intervensi asing.
-
Penerapan syariat Islam sebagai dasar pemerintahan.
Gaya diplomasi ini membuatnya diterima, walau tetap dicurigai oleh banyak pihak Barat.
Kembali Berkuasa: Menteri Luar Negeri Pemerintahan Taliban (2021–sekarang)
Setelah Taliban kembali merebut Kabul pada Agustus 2021, Amir Khan Muttaqi segera diangkat sebagai Penjabat Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan baru. Jabatan ini menjadikannya wajah resmi Taliban di dunia internasional.















